Ketua Pengadilan Agama Waingapu: Jadikan Hidup sebagai Perjuangan

SAMSUMBA.com - Ketua Pengadilan Agama (PA) Waingapu, H. Fahrurrozi Zawawi menyampaikan materi pada pengajian subuh di Masjid Al-Muhajirin Pakamburung Kabupaten Sumba Timur, Ahad (12/10/2025). Dipesankan kepada hadirin agar menjadikan hidup sebagai perjuangan, yaitu berusaha keras menghadirkan kehidupan yang layak bagi orang-orang yang belum mendapatkannya.

Menurutnya, perintah berjuang ditemukan dalam banyak ayat Al-Quran. Antara lain Surat Al-Baqarah Ayat 177 yang memerintahkan untuk memberikan harta yang dicintai kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), orang-orang yang meminta-minta dan memerdekakan hamba sahaya.

Surat Ali Imran Ayat 92, sambungnya, juga menegaskan bahwa manusia sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum menafkahkan sebagian harta yang dicintai.

Ditambahkannya, perintah berjuang ditemukan dalam Surat Al-Ma’un yang intinya bahwa orang yang mendustakan agama adalah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

“Yatim itu tidak hanya anak yang tidak punya ayah. Lebih dari itu juga mencakup siapa saja yang hidup tanpa pelindung atau pengayom, atau tidak ada yang menjadi sumber penghidupan. Bisa anak, orang lanjut usia sendirian, difabel, keluarga tanpa pencari nafkah dan korban bencana. Istilah sekarang disebut kaum rentan,” jelasnya.

Diingatkan, kalau tidak menganjurkan atau tidak mendorong masyarakat untuk memberi makan orang miskin disebut sebagai orang yang mendustakan agama, apalagi orang yang tidak mau memberi makan orang miskin.

Hidup hanya sekali, maka hiduplah yang berarti. Jika gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, maka manusia mati meninggalkan nama. Ini sesuai dengan syair Ibnu Duraid, Innamal Mar’u Haditsun Ba’dah, Fakun Haditsan Hasanan li Man Wa’a. Artinya, seseorang itu akan menjadi pembicaraan bagi orang-orang sesudahnya maka buatlah pembicaraan yang baik,” terangnya.

Ketua PA Waingapu menyerukan kepada hadirin untuk membuat cerita atau pembicaraan yang baik, yaitu seputar perjuangan semasa hidup. Mumpung masih diberikan kehidupan oleh Allah dan diberikan kesehatan yang memungkinkan melakukan perjuangan.

“Jadilah pejuang yang selalu siap menjadi tempat menggantungkan harapan bagi orang-orang yang membutuhkan. Ketika datang orang tidak bisa makan, orang sakit tidak ada biaya berobat, anak sekolah tidak bisa bayar SPP, anak ingin kuliah tidak ada biaya, katakan seperti dicontohkan para pejuang yang diabadikan dalam Al-Quran: La Tahzan (jangan sedih), La Takhaf (jangan takut), La Tabtais (jangan cemas),” tegasnya.

Dipesankan kepada hadirin yang tinggal di Waingapu supaya memperhatikan dan mempedulikan saudara-saudaranya yang tinggal di wilayah-wilayah jauh dan sulit, seperti Pulau Salura, Benda, Waijelo, Kaliuda, Tanaraing dan lain sebagainya.

“Jangan terlena dengan kehidupan nyaman di Waingapu. Sementara banyak saudara kita di luar sana hidup dalam kesulitan. Tunjukkan kepedulian kita! Jangan hanya memikirkan urusan pribadi, mengejar kebahagiaan sendiri. Mari kita isi sisa umur kita dengan perjuangan!” tandasnya. (yad)

“Aku tidak bermaksud kecuali melakukan perbaikan yang membawa kebaikan bagi semua orang sesuai kesanggupan dan kemampuanku. Dan yang memberi pertolongan untuk mencapai tujuan itu hanyalah Allah” (Al-Quran, Surat Hud Ayat 88)