Pertama Kali Ikut Olimpiade, Siswa-Siswi MAS Salura Tempuh Perjalanan Jauh

SAMSUMBA.com - Untuk pertama kalinya, siswa-siswi Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Safinatunnajah Salura mengikuti ajang Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) 2025 Tingkat Kabupaten Sumba Timur. Bertempat di MAS Waingapu, keikutsertaan ini menjadi langkah bersejarah sekaligus bukti semangat juang, sebab mereka harus menempuh perjalanan jauh dari Pulau Salura menuju Kota Waingapu.

Perjalanan dimulai dari Salura dengan menumpang perahu menuju Katundu, yang memakan waktu sekitar satu jam tergantung kondisi laut. Dari Katundu, perjalanan berlanjut lewat jalur darat.

“Jika menggunakan truk angkutan pedesaan, perjalanan bisa mencapai 8-9 jam, karena truk tersebut singgah di banyak desa. Sementara jika beruntung mendapat tumpangan mobil pribadi, waktu tempuh bisa lebih singkat, sekitar 4-5 jam, tanpa banyak persinggahan,” kata Kepala MAS Safinatunnajah Salura, Sri Hartati Saleh, S.Pd., kepada Samsumba.com, Selasa (9/9/2025).

Namun, tantangan tidak berhenti pada perjalanan. Sesampainya di Waingapu, para siswa harus menumpang di rumah kerabat dan simpatisan, karena keterbatasan biaya untuk penginapan. Mereka juga harus menanggung kebutuhan hidup harian selama beberapa hari berada di Waingapu. Belum lagi pelaksanaan lomba yang sempat mengalami penundaan jadwal, sehingga membuat masa tinggal mereka semakin lama.

Meski begitu, semangat para siswa tidak pernah surut. Kepala Madrasah lulusan IAIH Pancor Lombok itu justru menekankan pentingnya kesempatan ini agar para siswa terbiasa berkompetisi, melatih kepercayaan diri dan membuka cakrawala berpikir lebih luas.

“Ini bukan sekadar soal menang atau kalah, tapi tentang menanamkan keberanian dan pengalaman berharga bagi anak-anak. Kami ingin siswa-siswi MAS Salura punya keyakinan bahwa mereka juga mampu bersaing dengan madrasah lain,” ujarnya penuh harap.

Selain mendorong siswa ikut berkompetisi, Kepala Madrasah juga menargetkan agar seluruh siswa Kelas XII mulai ancang-ancang masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Ia mencontohkan lulusan perdana tahun 2025 yang telah membuktikan diri mampu menembus kampus-kampus Islam negeri bergengsi.

“Kita pasti bisa. Terbukti tahun 2025 yang merupakan lulusan perdana mampu melanjutkan ke PTKIN. Ada 4 anak diterima di UIN Surakarta, 2 anak diterima di UIN Kediri dan 1 anak diterima di UIN Sunan Kudus. Tahun depan semoga semua siswa lulus PTKIN,” ungkapnya optimistis.

Karena itu, sejak awal tahun ajaran baru, siswa-siswi dibiasakan berlatih mengerjakan soal-soal. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mereka menghadapi seleksi masuk perguruan tinggi, khususnya UMPTKIN, agar peluang melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi semakin terbuka lebar.

Sri Hartati menambahkan, semangat juang anak-anak justru menjadi energi bagi para guru untuk terus mendampingi mereka.

“Semangat juang anak-anak inilah yang membuat kami sebagai guru juga semakin semangat, meskipun dengan berbagai keterbatasan. Saya pernah bilang sama mereka, bismillah, dengan biaya seadanya kita tetap berangkat,” tuturnya haru.

Keikutsertaan perdana dalam OMI dan target masuk perguruan tinggi ini diharapkan menjadi pintu pembuka bagi generasi berikutnya di Pulau Salura. Bahwa dari sebuah pulau kecil di ujung timur Sumba pun, anak-anak mampu menunjukkan tekad dan semangat belajar yang besar. Perjalanan berliku mereka menuju Olimpiade menjadi simbol bahwa cinta ilmu, keberanian dan kerja keras dapat menembus keterbatasan geografis maupun fasilitas. (fi)

“Aku tidak bermaksud kecuali melakukan perbaikan yang membawa kebaikan bagi semua orang sesuai kesanggupan dan kemampuanku. Dan yang memberi pertolongan untuk mencapai tujuan itu hanyalah Allah” (Al-Quran, Surat Hud Ayat 88)