SAMSUMBA.com
- Ketua Pengadilan Agama (PA) Waingapu, H. Fahrurrozi Zawawi menghadiri upacara
peringatan Hari Pramuka Ke-64 di halaman Kantor Bupati Sumba Timur, Kamis
(14/8/2025). Seusai upacara, ia menyampaikan pandangan mendalam tentang
filosofi Pramuka yang menurutnya tetap relevan untuk diamalkan oleh siapa saja,
tanpa memandang jabatan.
“Hampir
setiap kita pernah ikut Pramuka. Nilai-nilai yang diajarkan harus kita jaga dan
amalkan. Misalnya, kenapa tunas kelapa dijadikan lambang, itu maknanya dalam
sekali,” ujarnya.
Ia
menuturkan, seluruh bagian pohon kelapa bermanfaat. Akar, batang, daun hingga
buah. Filosofinya, setiap anggota Pramuka mesti menjadi pribadi serba guna dan
bermanfaat bagi lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara. “Hiduplah seperti
kelapa! Seluruh bagiannya memberi manfaat,” tegasnya.
Pohon kelapa, lanjutnya, juga bisa tumbuh di mana saja. Artinya, insan Pramuka harus punya kemampuan adaptasi tinggi, mampu menyesuaikan diri dalam kondisi apa pun atau siap meninggalkan zona nyaman.
“Alangkah indahnya jika semua anak bangsa, termasuk aparatur negara, punya
semangat seperti kelapa. Tidak mengeluh dan bersedih saat ditempatkan jauh dari keluarga,
bahkan di pelosok sekalipun. Justru mereka bahagia dan menikmati setiap penugasan, karena di situlah mereka bisa memberi
kontribusi untuk membangun daerah tertinggal,” ungkap Hakim yang aktif ikut Pramuka sejak duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tarbiyatul Banin Pati Jawa Tengah itu.
Lebih
jauh, ia menekankan bahwa pohon kelapa tumbuh lurus ke atas, menembus rintangan
demi mencapai cahaya. Maknanya, setiap insan harus punya cita-cita tinggi dan
tekad kuat untuk meraih prestasi. “Jangan cepat putus asa. Tantangan itu untuk
dihadapi, bukan dihindari. Jadilah seperti kelapa, terus menjulang walau terhalang pepohonan
lain. Where there is a will, there is a way, di mana ada keinginan, di
situ pasti ada jalan. Walaupun kondisi serba terbatas, kalau ada keinginan untuk kuliah, yakinlah pasti ada jalannya,” pesannya.
Selain tunas kelapa sebagai lambang Pramuka, masih banyak nilai yang dapat dipetik dari Pramuka, tidak terkecuali Dasa Dharma Pramuka. Yaitu sepuluh pedoman kehormatan
yang mulia, salah satunya suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
“Mari kita sucikan pikiran kita, positive thinking, husnudh-dhon. Kita sucikan perkataan kita, hati-hati dengan ucapan kita, karena kata-kata itu bisa menyakiti orang lain, bahkan pemimpin yang salah ucap bisa memicu demonstrasi besar-besaran. Begitupun perbuatan harus suci, jangan korupsi, jangan mengambil barang yang bukan hak kita, jaga integritas,” pesannya.
Ketua PA Waingapu berharap, semoga semangat Hari Pramuka Ke-64 menjadi momentum untuk menghidupkan kembali nilai-nilai luhur itu di tengah masyarakat. (fi)